LABELS

Agama (14) Analisis (31) Filsafat (18) Kajian budaya (34) Medieval Indo (7) My opinion (16) Puisi (35) Sastra (50) sejarah (33)

ARCHIVE

Ilustrasi

Beowulf adalah karya sastra klasik yang berasal dari era Anglo-Saxon, yang ditulis oleh penyair yang tidak diketahui pada abad ke-8 hingga ke-11. Epik yang berisi mitos dan legenda ini menjadi salah satu kisah paling terkenal dalam sejarah sastra Inggris. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas contoh kritik sastra Beowulf, menyoroti keunikan serta nilai-nilai yang diungkapkan melalui kisah dan karakter utamanya.

1. Analisis Struktur Naratif:

Beowulf diatur dalam tiga bagian utama, yaitu pertarungan Beowulf melawan monster Grendel, melawan ibu Grendel, dan melawan Naga Api. Struktur ini memberikan kekompakan yang kuat dalam cerita, mengikuti pola tindakan-reaksi-tindakan yang konstan. 

Kehadiran pertarungan fisik yang berkepanjangan menyoroti keberanian dan ketangguhan Beowulf, menghadirkan suasana tegang yang memikat bagi pembaca.

2. Karakter Beowulf:
Ilustrasi


Sastra Inggris Abad Pertengahan memegang peran penting dalam perkembangan sastra dunia. Karya-karya yang dihasilkan pada masa tersebut mencakup periode yang luas, mulai dari puisi epik hingga kisah romansa. 

Artikel ini akan menelusuri 10 karya sastra yang diakui di Inggris Abad Pertengahan dan memberikan gambaran tentang kekayaan dan keindahan sastra pada masa tersebut.

1. Beowulf

Beowulf, yang diperkirakan ditulis pada abad ke-7 atau ke-8, adalah puisi epik Inggris Kuno yang terkenal. Puisi ini menceritakan kisah pahlawan Jermanik Beowulf yang menyelamatkan kerajaan dari serangan monster Grendel dan ibunya. 

Beowulf merupakan karya sastra tertua yang masih ada dalam bahasa Inggris dan memperlihatkan keberanian pahlawan dan konsep-konsep kehormatan pada masa itu.

2. Sir Gawain and the Green Knight

Karya lain yang terkenal adalah Sir Gawain and the Green Knight, ditulis oleh penyair yang tidak diketahui pada abad ke-14. Ini adalah cerita tentang kesetiaan dan cobaan yang dialami oleh kesatria Sir Gawain ketika ia dihadapkan dengan tantangan misterius dari Raja Knight Hijau. 

Karya ini mencerminkan nilai-nilai seperti keberanian, kesetiaan, dan integritas moral pada masa Pertengahan.

3. The Canterbury Tales
Rendra

Ada hubungan apa antara Rendra sang pujangga itu, dengan Pendakwah Evie Effendie? Padahal diantara mereka terpaut tahun yang begitu jauh, di tambah dunia mereka pun bisa di katakan berbeda satu sama lain.

Kalau di pikirkan yah memang tidak ada hubungan langsung di antara mereka, tapi bagi saya kedua sisi tersebut bisa-bisa saja dipertemukan dalam satu konteks. Khususnya berkaitan dengan kasus yang baru-baru ini menimpa pendakwah Evie Effendie. Loh koq Rendra bisa yah diajak-ajak?

Sebelumnya siapa yang tak kenal Rendra. Berparas rupawan berjiwa budayawan yang kiranya sudah dikenal banyak orang, singkatnya beliau adalah legenda. Saya, pribadi menyukai karya beliau, khususnya sajak beliau yang berjudul 'Sajak seorang tua untuk istrinya'.

School Of Law

Berikut adalah 20 contoh judul skripsi bagi teman-teman yang kuliah di jurusan Ilmu Hukum.


1. "Analisis Konstitusionalitas dan Implikasinya dalam Kasus Perkawinan Sejenis di Indonesia"


2. "Peran Hukum Internasional dalam Menangani Kejahatan Perdagangan Manusia"


3. "Konflik Hak Asuh Anak dalam Kasus Perceraian: Studi Kasus di Pengadilan Keluarga"


4. "Analisis Efektivitas Hukuman Mati dalam Mencegah Kejahatan Berat"


5. "Peran Hak Asasi Manusia dalam Penanganan Kasus Pelanggaran Lingkungan Hidup"


6. "Pemeriksaan Saksi Ahli di Persidangan: Tinjauan Yuridis dan Praktik Forensik"


7. "Tinjauan Hukum terhadap Prinsip Kesetaraan Gender di Tempat Kerja"


8. "Kebijakan Anti-Monopoli dalam Regulasi Pasar: Studi Kasus Indonesia"


9. "Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual dalam Era Digital: Tantangan dan Perspektif Hukum"


10. "Upaya Penyelesaian Sengketa Investasi Asing melalui Arbitrase Internasional"


11. "Penerapan Hukuman Tambahan dalam Kasus Korupsi: Efektif atau Tidak?"


12. "Perlindungan Hak Cipta dalam Era Digital: Tinjauan Perkembangan Hukum di Indonesia"


13. "Analisis Yuridis tentang Ancaman Terorisme dan Upaya Hukum dalam Pencegahan dan Penanggulangannya"


14. "Ketidakadilan dalam Sistem Peradilan Pidana: Penanganan Kasus Kriminal Minoritas"


15. "Implementasi Prinsip Good Governance dalam Pengelolaan Sistem Peradilan di Indonesia"


16. "Penerapan Prinsip Kepastian Hukum dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis"


17. "Analisis Perbandingan Sistem Hukum Pidana di Negara Civil Law dan Common Law"


18. "Dampak Hukuman Pidana terhadap Rehabilitasi dan Resosialisasi Narapidana"


19. "Perlindungan Anak dalam Konflik Bersenjata: Peran dan Tanggung Jawab Hukum Internasional"


20. "Dampak Hukum dan Etika Penggunaan Teknologi Rekayasa Genetika dalam Pertanian"


Dalam menentukan judul skripsi Ilmu Hukum, penting untuk memilih topik yang aktual, relevan, dan menarik bagi pembaca. Pastikan juga untuk melakukan penelitian literatur yang komprehensif atas topik yang dipilih dan menyediakan analisis hukum yang mendalam dalam artikel. 

Literature

Sastra Inggris merupakan salah satu jurusan yang kerap ada di perguruan tinggi besar di Indonesia. Jurusan ini sangat menganjurkan mahasiswanya untuk memperbanyak literasi.


Karena beberapa mata kuliah yang akan dipelajari tidak akan jauh dari bacaan-bacaan. Begitu juga dengan tugas atau skripsi.


Berikut adalah 20 contoh judul skripsi yang bisa membantu teman-teman dalam mencari inspirasi Skripsi yang mau diajukan.


20 Contoh Judul Skripsi Jurusan Sastra Inggris:


1. "An Analysis of the Cultural Representation in Contemporary English Literature"

2. "The Role of Gender in Jane Austen's Pride and Prejudice"

3. "The Influence of Colonialism in Joseph Conrad's Heart of Darkness"

4. "Exploring the Theme of Identity Crisis in J.D. Salinger's The Catcher in the Rye"

5. "The Use of Symbolism in William Shakespeare's Romeo and Juliet"

6. "A Comparative Study of The Great Gatsby and Death of a Salesman: American Dream and its Disillusionment"

7. "The Portrayal of War in Ernest Hemingway's Novels: A Critical Analysis"

8. "Feminist Perspective in Virginia Woolf's To the Lighthouse"

9. "Exploring Postcolonial Literature: A Study of Chinua Achebe's Things Fall Apart"

10. "The Depiction of Mental Illness in Sylvia Plath's The Bell Jar"

11. "An Analysis of Gothic Elements in Emily Bronte's Wuthering Heights"

12. "The Role of Mythology in T.S. Eliot's The Waste Land"

13. "Narrative Structure and Realism in Charles Dickens' Oliver Twist"

14. "Examining the Theme of Social Class in Oscar Wilde's The Importance of Being Earnest"

15. "The Representation of LGBTQ+ Characters in Contemporary Young Adult Literature"

16. "Literary Devices and Techniques in Harper Lee's To Kill a Mockingbird"

17. "The Impact of World War II on British Literature: A Comparative Study"

18. "A Study of Mythology and Folklore in Neil Gaiman's American Gods"

19. "Psychoanalysis and the Unconscious Mind in D.H. Lawrence's Sons and Lovers"

20. "The Influence of Modernism in T.S. Eliot's The Love Song of J. Alfred Prufrock"


Dalam menentukan judul skripsi sastra Inggris, penting untuk memilih topik yang menarik, relevan, dan dapat memicu minat pada pembaca. 


Pastikan juga untuk melakukan penelitian yang mendalam dan menyajikan analisis yang tajam pada karya sastra yang dipilih.


Fernando Mendez Pinto adalah seorang petualang dan penjelajah asal Portugal yang hidup pada abad ke-16. Dia terkenal sebagai salah satu penjelajah paling terkenal di masa penjelajahan dunia pada abad ke-16.

 

Biografi Fernando Mendez Pinto memberikan cerita tentang keberanian dan petualangan salah satu penjelajah Portugal tersebut.


Kehidupan Awal Fernando Mendez Pinto


Fernando Mendez Pinto lahir pada tanggal 1509 di Porto, Portugal. Dia tumbuh sebagai seorang anak yatim piatu dan sangat ingin menjadi seorang pelaut. Pada usia 14 tahun, dia bergabung dengan armada Portugis dan mulai mengikuti beberapa pelayaran. Dia memulai petualangannya dengan mengikuti pelayaran di pantai barat Afrika dan kemudian beralih ke Amerika Selatan.


Pelayaran ke Asia


Fernando Mendez Pinto memulai pelayaran menuju Asia pada usia 20 tahun. Dia bergabung ke dalam ekspedisi Francisco Xavier dan tiba di Malaka pada tahun 1538. Setelah itu, Mendez Pinto memulai perjalanan seorang diri dan menjelajahi wilayah-wilayah Asia timur seperti Jepang, Tiongkok, India, dan berbagai tempat lainnya.


Selama perjalanannya, ia mengalami berbagai rintangan seperti penyakit, penganiayaan, dan ketidakpercayaan orang-orang terhadapnya. Dalam bukunya yang berjudul "Peregrinacao" atau "Travels of Mendez Pinto", ia mengungkapkan pengalamannya selama perjalanan ke Asia.


Bukunya menjadi sumber informasi utama tentang berbagai kejadian penting di Asia seperti perang antara Tiongkok dan Vietnam, pertempuran antara Portugis dan Mogul di India, dan awal mula Perang Jepang Era Sengoku. Buku ini dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi terpercaya pada masa itu dan memberikan banyak wawasan tentang kehidupan dan masyarakat di Asia timur.


Kesimpulan


Fernando Mendez Pinto merupakan salah satu figur penting dalam sejarah penjelajahan dunia pada abad ke 16. Biografi Fernando Mendez Pinto menunjukkan keberanian dan semangat petualangannya dalam menghadapi berbagai rintangan selama perjalanannya ke Asia. 


Buku "Peregrinacao" menjadi bukti ilmiah penting dari perjalanannya dan memberikan gambaran tentang kejadian penting di Asia timur. Pinto meninggal pada tahun 1583 di kota Goa, India, selepas dari perjalanan hidupnya sebagai salah satu pelaut legendaris di Portugal.

ilustrasi

Frasa sehari-hari dalam bahasa Filipina, juga dikenal sebagai Tagalog, adalah kumpulan kata-kata yang menunjukkan penghargaan dan sopan santun terhadap orang lain. 

Filipina adalah negara yang terkenal dengan penduduknya yang ramah dan ramah, dan frasa sehari-hari dalam bahasa Filipina adalah salah satu cara untuk menunjukkan hal itu.

Beberapa frasa sehari-hari yang umum digunakan dalam bahasa Filipina meliputi: "magandang umaga" yang merupakan sapaan pagi yang berarti "selamat pagi." Kemudian ada "magandang hapon" yang berarti "selamat siang" dan "magandang gabi" yang berarti "selamat malam." 

Ketiganya merupakan bentuk sapaan yang sangat umum di Filipina dan penting untuk dipahami ketika berkomunikasi dengan penduduk setempat.

Selain dari itu, frasa sehari-hari lain yang penting untuk diketahui dalam bahasa Filipina adalah ungkapan terima kasih. "Salamat" berarti terima kasih dan "salamat po" menunjukkan sopan santun yang lebih tinggi. Frasa "salamat po" biasanya dikatakan kepada orang yang lebih tua atau berada pada posisi yang lebih tinggi dalam masyarakat.

Ketika seseorang meminta maaf dalam bahasa Filipina, ungkapan yang umum adalah "pasensya na" yang berarti "maafkan aku," atau "paumanhin po" untuk menunjukkan sopan santun yang lebih tinggi.

Saat berbicara dengan orang lain dalam bahasa Filipina, penting untuk menggunakan frasa sehari-hari yang menunjukkan rasa hormat dan penghargaan terhadap pendengar. 

Contoh frasa seperti "opo" dan "po" adalah contoh penggunaan bahasa yang sopan. Kedua frasa tersebut menyalurkan rasa hormat terhadap pendengar pada tingkat yang lebih tinggi.

Dalam bahasa Filipina, banyak kata yang berbeda-beda disebutkan tergantung siapa yang diobrolkan. Misalnya, frasa "kumain ka na ba?" berarti "apa kamu sudah makan?" Adapun frasa "kumain kayo na ba?" berarti "apa Anda semua sudah makan?" Arti yang berbeda-beda sebenarnya bisa dipertimbangkan ketika mencoba berbicara dengan orang Filipina.

Dalam kesimpulan, frasa sehari-hari dalam bahasa Filipina memainkan peran penting dalam menunjukkan rasa hormat, sopan santun, dan penghargaan dalam masyarakat Filipina. Mengetahui frasa-frasa ini akan sangat membantu untuk lebih mudah berkomunikasi dan membangun hubungan yang baik dengan masyarakat setempat.

 

ilustrasi Haji

Kiprah organisasi Muhammadiyah dalam mencerahkan bangsa memang banyak meninggalkan jejak. Salah satu contohnya bisa kita lihat dalam usaha perbaikan perjalanan Haji di Indonesia pada zaman hindia belanda.

 

Upaya perbaikan yang dilakukan Muhammadiyah bukanlah tanpa alasan. Tapi dilatarbelakangi oleh realitas yang terjadi pada jama’ah Haji pada saat itu, yang dinilai kurang mendapatkan perhatian. 

 

Baik itu kondisi para jama’ah ketika berada di kapal atau ketika mereka tiba di tanah suci, Arab.

 

Berbagai literatur sejarah banyak menyajikan bagaimana hal tersebut terjadi. Sebagai contoh, pertama, sangat masuk akal bila mengatakan hindia belanda sengaja memberikan pelayanan buruk. 

 

Alasannya agar orang-orang Indonesia enggan melaksanakan ibadah Haji. Terlebih, meskipun secara finansial, mereka untung besar, apalagi dengan adanya hak monopoli Kongsi Tiga, tapi disatu sisi ada ketakutan lain yang dirasakan hindia belanda.

 

Pihak hindia belanda mewaspadai munculnya fanatisme Agama dan sebuah pemahaman baru yang bisa mengarahkan jama’ah Haji menjadi tercerahkan. 

 

Kedua, memang para penjajah memandang rendah orang Indonesia, karenanya pelayanan yang diberikan kepada jama’ah Haji sangat buruk. Barangkali buruknya pelayanan haji pada waktu itu adalah karena hindia belanda lebih mementingkan sisi materil ketimbang pelayanan.

 

Mengenai kesan buruk perjalanan haji pada zaman hindia belanda, bisa kita lihat pada tulisan surat kabar Pandji Islam tahun 1940. Dimana ada salah seorang tokoh organisasi Jami’yatul Washliyah di Medan, Rachman Syihab yang menjelaskan bagaimana pelayanan perjalanan Haji waktu itu.

 

Buruknya pelayanan di kapal, seperti ketidaksesuaian antara harga bayaran kapal dengan menu makanan yang diberikan. Meminjam ungkapan Syihab, makanan yang diberikan “tidak berharga sedikitpun”.  

 

Namun yang lebih membuat hati Syihab sakit adalah perlakuan orang Arab terhadap rakyat Indonesia yang sudah terlampaui batas bahkan sempat juga muncul istilah panggilan “Djawa Bagar” yang ditujukan pada jama’ah haji asal Indonesia saat itu.

 

Lantas, keadaan tersebut memicu semangat kebangsaan Syihab untuk membela harkat derajat bangsa Indonesia. Ia pun mengingatkan kembali arti penting pribahasa ini: “Tegak berkampung membela kampung, tegak berbangsa membela bangsa”.

 

Terkait Djawa Bagar. Penulis belum mendapatkan informasi lebih lanjut tentang istilah ini. Namun kalau meminjam arti dari KBBI, kata Bagar mempunyai arti gulai daging tanpa santan. Mungkin konotasi dari Djawa Bagar, kalau melihat pada konteks pada waktu itu yah mungkin, lebih kepada “Jama’ah Haji Indonesia Yang Kurang Gizi”. Wallahualam.

Berangkat dari persoalan-persoalan diatas, khususnya mengenai kondisi mengkhawatirkan yang dialami umat Islam. Maka organisasi Muhammadiyah yang bergerak, bukan hanya dalam rangka memajukan pendidikan saja, merasa terpanggil untuk mengupayakan perubahan atau bahasa sekarang mengorganisir perjalanan haji tersebut.

  

Upaya tersebut bisa dilacak pada waktu pertama kali organisasi ini didirikan, pada tahun 1912, dibawah kepemimpinan, Hoofdbestuur, K.H. Ahmad Dahlan. Organisasi Muhammadiyah telah membentuk satu lembaga bagian yang khusus berkecimpung dalam perbaikan perjalanan haji, yakni Bagian Penolong Haji. Saat itu Muhammad Sudja’ dipercaya menjadi ketua dari BPH tersebut.

 

Akan tetapi peran dari lembaga yang didirikan oleh Muhammadiyah tersebut belum benar-benar terasa atau kongkrit. Dalam usahanya itu, Haji Sudja’ dkk, dalam catatan sejarah tercatat kurang lebih 17 tahun, sebenarnya sudah melakukan beberapa usaha untuk membenahi atau mengorganisir perjalanan Haji namun selalu terbentur kegagalan.

 

Umpamanya ketika ada inisiatif, dari Regent Serang R. A. A. Djadjadiningrat, bagi jama’ah haji untuk menyewa kapal sendiri ketimbang dari penyelenggara waktu itu. Nantinya biaya yang akan digunakan berasal dari para kandidat haji yang akan berangkat. 

 

Sebagai propagandist atau promotor Inisiatif tersebut adalah 2 orang tokoh Muhammadiyah yakni Haji Agus Salim dan Haji Sudja’. Namun usaha tersebut tidak berlangsung lama dan berakhir dengan kegagalan setelah terbentur dengan kekuasaan hak monopoli “Kongsi Tiga” yang memang telah menjadi langganan bagi jama’ah haji Indonesia pada saat itu. 

 

Belajar dari pengalaman, maka pada tahun 1930, setelah kongres Muhammadiyah di MInagkabau. Haji Sudja’, R. Soetomo dan H. A. Kahar Moezakir berencana membuat sebuah organisasi, yang akan menjadi wadah perjuangan usaha mengorganisir perjalanan haji itu, diluar organisasi Muhammadiyah.

 

Salah satu usahanya yakni dengan mengumpulkan uang tiket dari kandidat calon haji yang akan berangkat. Namun usaha tersebut kembali mendapat penolakan dari Departement van Marine karena pada waktu itu tidak boleh ada penjualan tiket sebelum seseorang mengeluarkan lisensi sebesar f90.000.

 

Dari kegagalan-kegagalan tersebut, pintu perjuangan tidak pernah surut. Malah kegigihan Haji Sudja’ dalam rangka perbaikan perjalanan Haji semakin berkobar dan membara. Hal ini bisa kita lihat pada ungkapan kalimat yang ia sisipkan ketika berpidato dalam rangka perbaikan perjalanan Haji: 

 

“Apakah soekar mengadakan pelajaran yang baik itoe? Tidak, wangnya ada. Dimana? Ditangan kandidat Hadji! Tjobalah kiranja mereka membeli andeel. Mereka naik hadji, poelangnja nanti mempoenyai andeel poela”.

 

Perjuangan perbaikan perjalanan haji terus berlanjut. Torehan-torehan yang telah dilalui oleh Muhammadiyah atau Haji Sudja’ pada akhirnya berakhir dengan didirikannya N.V. Indonesische Scheepvaart dan Handel My yang pada tahun 1945 kelak menjadi N.V. Pelayaran Haji Indonesia. 

 

Haji Sudja’: The Man from Future 

 

Kiprah Haji Sudja’ dalam bidang kemanusiaan (filantropi) memang bukan kali ini dilakukan, yakni pada usaha membenahi perjalanan haji saja. 

 

Dalam organisasi Muhammadiyah, bisa dikatakan sosok Haji Sudja’ mempunyai ide-ide yang melampaui zaman. Singkatnya, Haji Sudja’ ibarat “the man from future, “ia seolah memiliki ide-ide yang tidak terpikirkan oleh orang-orang pada saat itu. Bahkan kerap kali ditertawakan!

 

Adanya sentuhan sosok Haji Sudja’ bisa kita lihat pada amal usaha Muhammadiyah seperti Rumah Sakit Muhammadiyah yang sekarang sudah berjumlah ratusan, serta MDMC yang pergerakannya makin mendunia, dimana cikal bakal pertamanya adalah Haji Sudja’ ketika membantu korban letusan gunung Kelud lewat “penolong kesengsaraan oemoemnya” (PKU) dan tentu peran Haji Sudja’ dalam sejarah perbaikan perjalanan Haji di Indonesia, yang kelak menjadi cikal bakal berdirinya Direktorat Haji di Indonesia. 

 

Hal tersebut tidak terlepas dari peran Haji Sudja’ dalam tubuh organisasi Muhammadiyah yang mempunyai andil besar dalam mencerdaskan bangsa. Semoga saja kedepan lahir Sudja’ Sudja’ lain yang mempunyai spirit kemanusiaan dan kemajuan.



Sumber: muda pembaharu


Garut menjadi kota pertama di Priangan yang mendirikan organisasi Muhammadiyah di Jawa Barat. Secara resmi, dengan melihat pada ketetapan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Yogyakarta No. 18, Muhammadiyah cabang Garut ini sah berdiri pada tanggal 30 Maret 1923.


Ketetapan ini nampaknya hanya penegas dari keberadaan Muhammadiyah yang, secara realitas, sebenarnya sudah dikenal beberapa tahun sebelumnya.


Formasi awal pemimpin Muhammadiyah cabang Garut pada waktu itu adalah sebagai berikut; Djamhari, Wangsa Eri, Masjamah, Sastradipura, Wiriasasmita, H. Saleh dan H.M. Gazali.

 

Selain menjadi formatur, mereka juga dikenal sebagai para perintis atau orang yang berjasa mengenalkan dan mengembangkan Muhammadiyah di bumi Pasoendan.

 

Madrasi; Perjalanan Singkatnya di Muhammadiyah


Selain tokoh besar yang kita kenal lewat historiografi Muhammadiyah Jawa Barat itu. Barangkali ada juga tokoh lain yang tidak tampil dalam kronika peristiwa sejarah tadi tapi mempunyai andil yang, katakanlah, tidak kalah penting.

 

Biasanya tokoh-tokoh seperti ini terungkap lewat sumber-sumber yang tidak biasa, seperti wawancara atau melalui tulisan testimoni. Seperti halnya seorang tokoh yang akan dipaparkan dalam artikel ini, yakni M Madrasi yang merupakan salah satu tokoh yang berkontribusi dalam mengembangkan keberlangsungan organisasi Muhammadiyah di Garut.


Madrasi merupakan generasi awal yang ikut berkhidmat dan berkecimpung di Muhammadiyah cabang Garut. Hal ini bisa kita lihat dalam sebuah tulisan testimoni yang ditulis oleh tim Muhammadiyah Cabang Garut. Dimana dikatakan bahwa Madrasi menjadi anggota Muhammadiyah  pada tanggal 22 April 1922.


Tidak lama setelah itu, pada tahun 1923, Madrasi dipercayai menjadi anggota bestuur Muhammadiyah, sebagai anggota komisaris, bersama dengan Kasriah, H.M. Amir, Masjamah dan Marsijan (Amirullah: 2001).

 

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1927, Madrasi bukan hanya dipercayai menjadi Komisaris saja tapi merangkap juga dengan Voorzitter Muhammadiyah bagian yayasan. Ketika ada sebuah gagasan berkemajuan dari aisyiyah untuk mebangun sebuah mushola tahun 1927, Madrasi juga dipercaya menjadi penningmeester (bendahara) dalam panitia komite pembangunan mushola Asiyiyah.

 

Pada tahun 1929, bertepatan dengan tanggal 10 Dzulkaidah 1347 jam ½ 12 malam, Madrasi meninggal dunia. Meski semangat dan pikirannya masih kuat menyertai perkembangan Muhammadiyah, tapi umur memang tidak bisa dipungkiri.

 

Karena Madrasi bergabung dengan Muhammadiyah di usianya yang sudah senja, maka Allah cukupkan Madrasi hanya dengan beberapa tahun saja. Meskipun begitu dalam waktu yang singkat tersebut, sosok Madrasi di Muhammadiyah, seperti yang telah dikatakan diatas, tidak kalah penting juga dengan tokoh besar lainnya.


Perjuangan Madrasi di Muhammadiyah


“Moehamadijah Sjarikatkoe, Bachtera yang sangat membawa bahagia, akoe tetap ta’kan melepaskan perhoeboenganku sehingga pada adjalkoe ja’ni berpisahnja roch dan jasadkoe”.

Keputusan Madrasi untuk bergabung dengan organisasi Muhammadiyah bukan lantaran alasan ingin terlihat keren atau kekinian. Akan tetapi lebih pada mengikuti suara hati dan luas pikiran beliau. Terlebih Madrasi mempunyai latarbelakang seorang santri yang paham betul mengenai Al-quran dan pengamalannya di masyarakat.


Bisa dikatakan munculnya Muhammadiyah, seakan ia menemukan perahu untuk berlayar, mengarungi setiap nasib yang akan ia hadapi dengan perjuangannya dalam dakwah Islam. Bila kuat maka ia terus berlayar, kalau lemah tentu ia akan karam.


Madrasi tentu berada dalam keadaan berlayar dengan kuat. Kekuatan tersebut ia buktikan di medan laga dalam penyebaran Muhammadiyah. Karena memang sangat tidak mudah untuk menjadi anggota organisasi Muhammadiyah, apalagi masa-masa awal dikenalkannya Muhammadiyah pada masyarakat Garut.


Pada masa awal keberadaannya, Muhammadiyah di Garut ternyata mendapat respon yang kurang mengenakan. Hal ini agaknya berangkat dari karakter organisasi Muhammadiyah yang modern dan mempunyai jalan penyampaian dakwah berbeda dengan organisasi islam lain yang ada di Garut pada waktu itu.


Sehingga sempat pula pada waktu itu muncul fitnah-fitnah bahwa Muhammadiyah adalah oraganisasi sempalan, Islam palsu, beraliran wahabi, mempunyai faham Mu’tazilah dan lain-lain. Faktor lain yang tidak kalah penting nampaknya muncul dari kondisi masyarakat yang pada waktu itu sedang terjangkit seni-seni / budaya yang jauh dari keagamaan, khususnya dari nilai Islam.


Madrasi mengalami betul pahit dan getirnya ber-Muhammadiyah pada waktu itu. Bahkan saking frontalnya para pemaki dan pengolok Muhammadiyah, banyak dari anggota persyarikatan Muhammadiyah yang terpaksa memutuskan untuk keluar.


Namun itu tadi, Madrasi bak batu besar yang kuat dihantam badai. Ia malah memilih untuk berjalan beriringan dengan badai tersebut. Mengutip perkataan Madrasi diatas:

“Moehamadijah Sjarikatkoe, Bachtera yang sangat membawa bahagia, akoe tetap ta’kan melepaskan perhoeboenganku sehingga pada adjalkoe ja’ni berpisahnja roch dan jasadkoe”.


Adanya olokan dan hinaan tersebut justru malah membuat Madrasi semakin rajin pergi ke Surau kecil yang waktu itu dimiliki oleh Muhammadiyah (cikal bakal masjid Lio). Barangkali Madrasi tahu bahwa di surau inilah kelak menjadi titik penyebaran Muhammadiyah ke berbagai tempat.


Saking cintanya terhadap surau itu, Madrasi bahkan pernah berpesan sendiri kepada saudaranya bahwa salah satu keinginannya adalah meninggal didalam Surau ketimbang dirumah.  Selain itu dari surau ini pula peran Madrasi bisa kita lihat.


Umpamanya, kalau ada saja kerusakan pada surau maka Madrasi selalu yang terdepan dalam memperbaikinya tanpa harus menunggu perintah dari bestuur. Termasuk juga ketika ada rencana merenovasi surau ini menjadi masjid, Madrasi berperan dalam menyanggupi untuk menambah kesediaan kayu-kayu dan barang-barang lain yang kurang dari begrooting yang sudah ada.

 

Sangat jelas hal tersebut merupakan salah satu wujud kecintaan Madrasi terhadap Muhammadiyah. Apalagi pada waktu itu Madrasi menjadi Voorziter yayasan yang mempunyai tanggung jawab besar terhadap amal usaha Muhammadiyah, ditambah peran Madrasi dalam pembangunan Mushola Aisyiyah.


Adapun hal lain yang tak kalah penting, Madrasi selalu memegang prinsip berdakwah dengan cara menggembirakan. Hal ini dibuktikan bilamana waktu itu Muhammadiyah cabang Garut mengadakan pengajian, baik Isra Miraj atau Maulud Nabi, Madrasi mempunyai inisiatif sendiri untuk merias atau mendekor ruangan yang akan dipakai dengan kertas, kain atau daun-daun dan itu semua Madrasi lakukan dengan menggunakan uang sendiri agar suasana pengajian begitu menggembirakan sekaligus mencerahkan.


Lambat laun, dakwah Muhammadiyah di Garut mulai menemui titik terang. Perjuangan para pendiri dan kader yang menyertai, termasuk Madrasi, dalam membesarkan Muhammadiyah mulai terbuka seiring dengan pemahaman masyarakat Garut terhadap Islam yang sudah berkembang. Keanggotaan organisasi ini pun mulai meningkat seiring dengan lahirnya ranting-ranting dibeberapa tempat. 


Kesimpulan


Madrasi adalah sebuah perumpamaan tepat dari apa yang telah diwanti-wanti Ahmad Dahlan dengan pesannya “Hidup-hidupilah Muhammadiyah”. Kesungguhannya dalam menjadi anggota Muhammadiyah ia laksanakan dengan berkerja dan mengamalkan.


Meski torehan Namanya tidak sebesar para tokoh pendiri Muhammadiyah lainnya, tapi itu hanya permasalahan siapa yang ingin menulis dan mengabadikan. Karena penulis yakin bahwa dari banyaknya kader Muhammadiyah di Indonesia, pasti ada jua yang memiliki karakter-karakter seperti yang dimiliki Madrasi.


Sumber: mudapembaharu.online


Daftar Pustaka

Fadjri, Muh. 1968. Sejarah Singkat Muhammadiyah Cabang/Daerah Garut. Garut: Pimpinan Daerah Muhammadiyah Garut.

Amirullah, Sofwan Haris. 2001. Gerakan Muhammadiyah di Garut, 1923-1995; Studi Kasus Tentang Gerakan Pembaruan Pendidikan dan Pemurnian Keagamaan. Skripsi. Jatinangor: Fakultas Sastra Unpad

MPI, PP Muhammadiyah. 2014. 100 Tokoh Muhammadiyah yang Menginspirasi. Majlis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah.

Pengoereoes Besar Moehammadiyah. 1932/1933. Almanak Moehammadiyah IX. Djokjakarta: Taman Poestaka

Ilustrasi - Al Maoen

Pengantar: Yap A Siong Ke Bandoeng

 

Pada postingan kali ini, dalam sesi seputar Bandung, penulis akan sedikit membahas tentang Yap A Siong, seorang pahlawan dan tokoh Islam yang berasal dari Medan dan merupakan keturunan tionghoa. Ketertarikan penulis terhadap terhadap Yap A siong muncul ketika membaca sebuah surat kabar lawas Al-Maoen yang pernah terbit pada tahun 1930an.

 

Dalam surat kabar tersebut ada sebuah pemberitaan mengenai kedatangan Yap A Siong ke Bandung pada bulan Januari tahun 1939 tepatnya didaerah Cimahi.  Kedatangan Yap A Siong, bila dibaca pada surat kabar tersebut, merupakan perjalanan safari dakwah terhadap muslim Tionghoa yang tinggal di sekitaran Bandung.

 

Dalam surat kabar tersebut dikatakan:

 

“Ngawitan taboeh 2 siang Djrg. Hadji Jap A Siong propagandist Islam bangsa Tiong Hoa ti Deli, bade ngajakeun lezing di Tjimahi”

 

Propagandist yang dimaksud pada kalimat diatas merupakan kata yang cukup lumayan sering muncul pada surat kabar tahun 1930an. Tapi bila melihat pada konteks kalimat diatas maka propagandist disana mempunyai arti makna penyebar.

 

Ini bisa dilihat dari agenda acara yang telah ditetapkan pada pertemuan tersebut yakni:

 

  • Islam dan Persatoean 
  • Tarich Islam,
  • Islam di Tiongkok

 

Kedatangan Yap A Siong ke Bandung pada waktu itu bisa dikatakan merupakan sebuah momen penting. Karena untuk menyambut kedatangannya saja dibentuk sebuah komite atau panitia baik dari orang Islam keturunan Tionghoa dan bahkan penduduk asli Bandung.

 

Malahan kedatangan Yap A Siong sebagai pendakwah itu setidaknya merangsang para juragan Bandung dalam rangka berdakwah. Hal ini dibuktikan dengan dibentuknya sebuah badan yang dinamakan Comite Lezing Islam. Mereka yang pada waktu itu menjadi bagian dari Comite Lezing Islam adalah sebagai berikut:

 

Soetalaksana sebagai Voorzitter. Karim sebagai Secretaris Penningmeester dan Ong Soe An, Tjia Kok Soen, Gan Kok Sin, Setiadarma Nachrawi, Awod Alkasadi sebagai leden.

 

Namun sasaran dengan dibentuknya badan ini tentu adalah orang Tionghoa yang ada di Bandung. Sedangkan tempat yang digunakan mereka adalah di gedung Tjong Hoa Sing Hwee yang terletak di Chinese Voorstraat atau Jalan Pecinan Lama, Bandung saat ini.

 

Yap A Siong: Pendakwah Islam dan Pahlawan Nasional

 

Tentu Yap A Siong itu bukan orang sembarangan. Artinya ia disegani dan dihormati oleh semua orang, khususnya orang Tionghoa. Rekam jejaknya dalam berdakwah dan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia telah berlangsung sebelum ia datang ke Bandung.

 

Jalan juang yang ia lalui dalam membentuk nasionalisme adalah dengan mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama Persatuan Islam Tionghoa (PIT) pada tahun 1936 di Medan, Deli Serdang. Kelak organisasi itu menjadi kendaraan yang dipakai Yap A Siong dalam berjuang melawan penjajah.

 

Serangkaian safari dakwah yang Yap A Siong lakukan di Jawa merupakan perjalanan jihad demi menyatukan visi. Terutama kepada orang Tionghoa yang ada didaerah luar Sumatera. Mengingat bahwa terdapat sebuah jurang, atau pemisah, imbas dari hukum yang diterapkan oleh Belanda, antara penduduk pribumi dan etnis Tionghoa. Tugas Yap A Siong itulah untuk mejembatani jarak tersebut.

 

Dalam pembahasan diatas disebutkan bahwa salah satu agenda yang akan dibahas dalam pertemuan Yap A Siong dengan orang Tionghoa di Bandung adalah tentang Islam di Tiongkok. Maka bukan tidak mungkin dalam pembahasannya kelak terdapat rihlah perjalanan Laksamana Cheng Ho yang selama berlayar di Nusantara dipenuhi dengan keharmonisan.


Selain periode Cheng Ho banyak juga argumen sejarah penyebaran agama Islam yang dibangun dalam kerangka peran dari orang-orang Tionghoa. Bahkan salah seorang guru besar di Indonesia ada yang berpendapat bahwa kesembilang wali penyebar agama Islam di Jawa itu adalah orang China (TIonghoa).

 

Dengan dikaji kembali narasi sejarah orang Tionghoa pada masa lalu tersebut setidaknya menjadi sebuah pengingat bahwa sebelum kedatangan Belanda, hubungan diantara penduduk lokal dengan Tionghoa sangatlah baik.


Dengan demikian Yap A Siong menjadi salah satu orang yang berhasil menjaga tradisi diantara orang Tionghoa sebagai pendakwah Islam. Kisah Yap A Siong yang berdakwah tanpa mengenal umur pernah diabadikan oleh salah seorang sejarawan dan budayawan Ridwan Saidi.


"saat ia ceramah Islam di Sawah Besar tahun 1960-an dalam bahasa Tionghoa. Saat itu usianya 70-an. Jap A Siong jarang terlihat ngobrol-ngobrol. Ia bicara seperlunya".

 

Yap A Siong, Bandung dan Beberapa Pertanyaan

 

Kedatangan Yap A Siong ke Bandung menjadi sebuah momentum. Selain berdakwah, ia juga barangkali mengajak orang-orang Tionghoa untuk melek politik. BIla dikatakan demikian apakah kedatangan Yap A Siong ke Bandung mempengaruhi orang Islam Tionghoa di Bandung untuk ikut masuk ke dalam organisasi PIT? Sebuah pertanyaan menarik yang harus dikaji lagi lebih dalam lagi.

 

Selain itu salah satu organisasi yang juga muncul di Bandung pada tahun 1930an adalah Organisasi Muhammadiyah. Pertanyaannya apakah mungkin terdapat hubungan antara organisasi Muhammadiyah dan Yap A Siong. 


Karena salah satu orang yang membawa Muhammadiyah ke tanah Pasundan dan orang yang mendirikan Comite Lezing Islam sebelum kedatangan Yap A Siong ke Bandung adalah seorang juragan dengan nama yang sama, yakni Sutalaksana?.

Ilustrasi

Pengantar: Pribumi?

Indonesia ini bukan negara kemarin sore. Ia tidak tercipta dengan sendirinya, melainkan terbentuk oleh kepingan-kepingan sejarah yang beragam dan dengan periode waktu yang panjang. Nantinya kepingan-kepingan tersebut menjadi sebuah pondasi penting dari berdirinya sebuah negara yang kita kenal dengan Indonesia. Yah ibarat sebuah payung, Indonesia mengayomi berbagai suku dan ras yang beragam.

Keberagaman serta kedamaian yang ada di Indonesia setidaknya telah terjalin selama beberapa abad. Sumber-sumber sejarah banyak mencatat adanya suatu kegiatan antara orang-orang yang kelak akan dikategorikan sebagai "pendatang" dengan orang-orang lokal atau kelak akan diistilahkan "pribumi".

Dikotomi Bahasa dan Imbasnya Pada Masyarakat 

Tapi sebetulnya istilah pendatang atau pribumi itu agaknya muncul belakangan. Berbarengan dengan pendudukan Belanda di Indonesia. Tentu hal tersebut menimbulkan sebuah dikotomi yang cukup menganga. 

Kasarnya ada sebuah permainan bahasa yang dilakukan Belanda untuk membuat sebuah klasifikasi sosial di masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari peraturan Belanda tahun 1854 yang membagi penduduk dalam 3 kelas. Dan ini cukup rentan untuk membelah rasa kebersamaan yang sudah terjalin cukup lama diantara penduduk Indonesia.

Apalagi kalau bumbu permasalahan yang melekat pada istilah ini adalah isu rasial. Tentu permasalahan yang lebih serius akan muncul. Mungkin tragedi yang pernah terjadi pada tahun 1998 lalu itu bermula dari adanya kehidupan yang tumpang tindih antara pribumi dan non pribumi. Begitulah kiranya kalau istilah tersebut dikatakan tanpa sebuah kutipan.

Karena itu kita harus mengapresiasi langkah politis yang pernah dilakukan mantan Presiden Republik Indonesia yang ke 3, B.J Habibie. Dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah no 26 tahun 1998 maka dikotomi antara istilah pribumi dengan non pribumi itu dilarang.

Permasalahannya adalah apakah dengan adanya peraturan tersebut, maka permasalahan tentang pribumi dan non pribumi itu selesai?

Mencuat Kembali

Ternyata pada pengaplikasiannya istilah pribumi atau non pribumi masih saja ditemukan. Istilah ini kerap kali dipakai baik oleh para pejabat atau masyarakat biasa. Namun hal ini bisa menjadi sebuah permasalahan besar kalau istilah pribumi digunakan untuk menegaskan identitas rasial.

Baru-baru ini ada sebuah berita yang mengabarkan bahwa terdapat kejadian tabrak lari di daerah Bekasi. Pas kejadian tersebut ada sebuah sikap rasial yang dilontarkan oleh pengemudi mobil, yang dikatakan menabrak dengan sengaja. Belakangan banyak beredar bahwa kalimat yang terlontar tersebut adalah "Dasar pribumi miskin".

Sangat disayangkan sekali kalau memang benar hal itu terjadi. Selain melanggar hukum, apa yang diucapkan pengemudi itu bisa saja menyulut sebuah konflik horizontal atau memperjelas kembali isu rasial yang dulu pernah menjadi lembaran kelam. Tentu kita semua tidak mau hal itu terjadi.    
Santri MBS Syamsul 'Ulum

Pengantar: Kreatifitas Seorang Guru

Pada tulisan sebelumnya telah dibahas bagaimana cara menggunakan aplikasi google earth dalam pembelajaran sejarah. Begitu juga dengan kelebihan dan kekurangan menggunakan aplikasi tersebut.

Selama menggunakan metode tersebut, sangat terasa hawa berbeda yang didapat selama di kelas. Para murid ikut merasakan visual yang disajikan dalam slide-slide. Mereka tentu terlihat antusias dan lebih fokus memperhatikan materi.

Sebenarnya masih banyak lagi aplikasi-aplikasi yang bisa dijadikan media pembelajaran, khususnya, sejarah. Seperti menggunakan aplikasi Videoscribe atau bahkan Powerpoint. Selama kita bisa mengolah dan menggunakanya dengan kreatif maka para murid akan ikut antusias.

Setidaknya memang begitulah kewajiban seorang guru, apalagi dizaman tekhnologi idustri yang banyak disebut orang 4.0. Mau tidak mau para pengajar harus menguasai sekaligus mempunyai ide kreatif untuk menggunakannya.

Selama ada interaksi menarik dengan para murid maka kesenanganpun akan terasa pada seorang pengajar. Dan itulah yang dirasakan oleh penulis ketika menyajikan suatu board game sebagai media pembelajaran sejarah. Meski bukan berbasis tekhnologi berbasis komputer tapi dengan adanya board game penyampaian materipun tidak kalah penting.

Dibangun Dengan Narasi Sejarah

Board game yang menarik adalah dengan menyertakan narasi sejarah sebagai pengantar cerita. Pengantar ini kelak akan menjadi sebuah alur bagaimana para pemain memulai permainan game tersebut. Selain adanya latarbelakang sejarah, tema perjalanan atau petualangan akan menambah nilai lebih.

Karena dibangun dengan narasi sejarah maka dalam permainan tersebut terdapat elemen atau unsur-unsur sejarah yang berkaitan dengan tema cerita. Seumpamanya, penulis kemarin mencoba memberikan pembelajaran board game ini dikelas.

Untuk mempertahankan agar permainan ini masih satu jalur dengan materi inti pembelajaran maka penulis memilih board game yang benar-benar mempunyai cerita sejarah tentang Islam. Oleh karena pada waktu itu materi masih berkutat pada masuknya Islam ke Nusantara maka boar game yang dipilih adalah tentang perjalanan Ibnu Batutah pada abad ke 14.

Dimana perjalanan yang dilakukan oleh Ibnu Batutah ini menjadi satu sumber penting mengenai kerajaan Samudera Pasai yang ada di Sumatera. Bukan hanya itu, deskripsi yang ada dalam memoar Ibnu Batutah, dijelaskan juga mengenai hasil komoditas yang ada di Sumatra kala itu. Ada juga pembahasa kondisi kerajaan dan tentang pembahasan keberagamaan Islam yang ada di Samudera Pasai.

Bagi penulis, board game ini, yang berjudul Traveler: The Greatest Journer in History merupakan salah satu board game terbaik yang pernah dibeli. Selain memang bermanfaat ternyata penulis juga sangat gemar mengkoleksi game game board tentang sejarah.

Permainan Interaktif: Sebuah Kebersamaan

Penulis dan Anak-anak

Hal pertama yang ditekankan kepada para murid ketika bermain game ini adalah tidak penting siapa yang menang, yang penting kalian bermain, tertawa, serius dan bersenang-senang. Karena namanya sebuah permainan kalau tidak dimainkan secara bahagia maka otomatis tidak akan ramai.

Dalam permainan yang sangat interaktif ini sesuatu chemistry harus dibangun dengan baik. Karena ada sebuah kebersamaan yang diharuskan dalam permainan board game ini. Kebersamaan tersebut hanya dibatasi oleh peraturan-peraturan game yang memang sudah disiapkan dengan baik. Jadi keempat orang yang bermain dalam game ini, misalnya, mereka mempunyai jalan ceritanya masing-masing.

Kebersamaan inilah yang harus selalu dibangun oleh para pengajar dimanapun itu berada. Apalagi para murid ditempat penulis mengajar adalah para santri. Mereka adalah orang yang selama beberapa tahun akan hidup berdampingan sebagai seorang teman atau sahabat. Maka untuk sedikit mempererat agar hubungan mereka terjalin dengan baik, hal-hal seperti board game ini nampaknya memang memiliki arti tersendiri.

Selain sangat interaktif, board game ini memuat informasi sejarah yang bakal mudah diingat oleh para pemain. Bukankah kita merasa gampang mengingat kalau hal-hal tersebut dilatarbelakangi dengan perasaan bahagia? Nah board game ini, secara tidak sadar, akan membantu para murid agar mudah mengingat tokoh-tokoh sejarah, khususnya sejarah Islam, yang ada dalam pengantar game ini.

Kelebihan dan Kekurangan Board Game

Tentu ada kelebihan dan kekurangan ketika kita menggunakan media board game ini sebagai pembelajaran sejarah. Seperti misal kelebihannya:

  • Interaktif - Interaksi
  • Informasi sejarah yang mudah diingat
  • Tidak membosankan
  • Permainan berkembang

Sedangkan kekurangannya, hemat penulis, adalah:
  • Harga board game biasanya agak mahal, tambah mahal tambah bagus featurenya
  • Para murid kadang kesulitan dalam memahami cara bermain
  • Satu kali waktu bermain cuman bisa menyertakan 4 pemain

Penutup

Sebetulnya, baik itu kelebihan dan kekurangan, keduanya relatif bisa dikondisikan. Yang paling terpenting adalah bagaimana kita sangat berwajib untuk menyampaikan muatan sejarahnya. Adanya media board game ini tentu sangat membantu seorang pengajar seperti penulis. Karena sedikit membantu memudahkan penyampaian materi isi.

Namun kembali lagi kepada kita, apapun itu bisa dijadikan sebuah media pembelajaran, selama materi utama bisa tersampaikan dengan baik. Penulis tidak memaksa untuk menggunakan board game ini sebagai media wajib untuk menyampaikan sejarah. Akan tetapi tidak ada salahnya bila kita mencobanya, bukan?

 

Info lomba - Zakiiaydia
Lomba ini diselenggarakan oleh Universitas Tanjungpura yang dikhususkan bagi siapapun yang berminat pada tema tentang "Pemanfaat Teknologi Dalam Mendukung Dunia Pendidikan Guna Menghadapi Tantangan Pada Revolusi Industri 4.0".

Untuk mengetahui info lebih lanjut silahkan kunjungi laman ini atau klik disini.

Mari Menulis
Bagi anda yang tertarik dalam dunia penulisan. Sekarang ada kesempatan bagus untuk berbagi gagasan tentang dunia pendidikan yakni dengan mengikuti undangan Menulis yang diselenggarakan oleh BBGP Jawa Barat.  

Adapun kategori tulisannya bisa dilihat pada pamflet diatas:

  • Opini
  • Ilmiah Populer
  • Feature
  • News/Berita/Liputan
  • Know How/Tips n Trick
  • Resensi Buku / Tinjauan Buku / Review Buku
  • Resensi FIlm / Review Film
  • Sastra
Kita bisa memilih salah satu dari kategori diatas sesuai dengan minat atau interest. Undangan ini berlaku untuk wilayah Jawa Barat dan luar Jawa Barat.

Batas info pengiriman naskah bisa dilihat pada pamflet diatas yakni pada tanggal 25 November 2022. Selamat menulis dan semoga naskah kalian terpilih menjadi salah satu tulisan yang diterbitkan dalam majalah BBGP.
 

Google Eart Ilustration

Sewaktu masih kuliah S2. Penulis masih ingat betul kata-kata yang disampaikan salah satu dosen pada mata kuliah Hagiografi. Kurang lebih beliau mengatakan bahwa sejarawan itu lokomotif peradaban. Kalimat tersebut seakan menyiratkan bahwa terdapat gerbong yang menunggu untuk dibawa dan diolah di masa depan. Berat atau tidaknya gerbong tersebut akan tergantung pada siapa yang menjadi nahkodanya.

Tentu siapa saja bisa membawa gerbong tersebut. Akan tetapi cara ia membawa atau cara pendekatan seseorang terhadap gerbong tersebut akan cenderung berbeda dengan orang yang pernah mengalami pembelajaran sejarah.

Dari apa yang telah diberikan dosen diatas, penulis seakan membawa sebuah beban. Tapi setelah lulus kuliah dan menjadi salah seorang pengajar, beban tersebut ternyata hanya ada dipikiran. Kewajiban seorang guru adalah memberikan pemahaman sejarah kepada murid sesuai tingkatannya masing-masing. Artinya semua itu tergantung pada pembawaan kita dikelas.

Tapi tentu ada sebuah ungkapan bahwa belajar sejarah itu membosankan. Apalagi kalau kita mengajar sejarah dilingkungan pesantren yang kadang para santrinya suka pada tidur dikelas. Penulis mengalaminya sendiri, karena waktu dulu pernah nyantri dan tidur juga. 

Kalau pembelajaran dirasa kurang menarik maka situasi dikelaspun akan cenderung mengarah pada kejenuhan, lalu akhirnya mungkin pada tidur. Jangankan tidur, merasa murid tidak memperhatikan kita ketika mengajarpun rasanya sedikit jengkel. Oleh karena itu diperlukan suatu pembelajaran kreatif untuk bisa menyesuaikan dengan minat para murid.

Dalam postingan ini, penulis hanya ingin sedikit berbagi tentang bagaimana cara mengajar sejarah agar tidak terlalu membosankan. Semua pengajar pasti mempunyai metode berbeda ketika menyampaikan sebuah materi. Tapi bagi penulis, melihat pada zaman para murid hidup saat ini, pembelajaran visual media tentu akan lebih cocok.

Salah satu aplikasi yang menurut penulis bisa mewakili pembelajaran tersebut adalah dengan memanfaatkan aplikasi google earth. Pembelajaran sejarah dengan aplikasi google earth akan memudahkan siapapun dalam menyajikan materi-materi yang akan dipresentasikan.

Mengajar Sejarah Lewat Google Earth

Google earth adalah aplikasi gratisan yang bisa kita akses baik lewat Handphone atau PC. Selain gratisan, ada juga fitur Pro yang lebih canggih yang dikhususkan bagi para pengembang atau katakanlah Expert.

Biasanya ada perbedaan ketika kita membuka aplikasi ini di HP dan di PC. Fitur yang ditawarkan di PC tentu akan lebih banyak, ketimbang ketika kita membuka aplikasi ini di HP.

Tentu kita sudah tahu apa itu google earth. Secara sederhana aplikasi ini adalah aplikasi yang dibuat untuk memudahkan kita untuk menjelajahi dunia melalui satelit citra. Tampilannya pun sangat memukau dari medan atau rute, gambaran jalan suatu tempat, sungai, bahkan perpaduan 3D dan juga gambaran yang real. Gaya peta dan cara kita melihat peta juga sangat interaktif dan variatif.

Sejauh ini tentu aplikasi ini, bagi penulis yang seorang pengajar, bisa dikatakan sebagai aplikasi yang sangat bermanfaat. Karena selain kita bisa menjelajah kesuatu tempat, ternyata beberapa perjalanan yang dilakukan oleh pengguna bisa kita akses disini. 

Tentu kita juga bisa membuat hal seperti itu. Karena aplikasi ini menawarkan sebuat fitur yang bernama Project. Melalui fitur ini juga kita bisa membuat sebuah pembelajaran sejarah yang tidak terlalu, katakanlah membosankan.  

Lalu bagaimana contoh pembelajaran yang dimaksud?

Google Earth: Menjelajahi Dunia Dari Ruang Kelas

Berikut adalah contoh proyek yang pernah saya pakai ketika mengajar kelas 9 Tsanawiyah. Oia sebetulnya media ini juga bisa dipake pengajar baik untuk kuliah, tingkat SD atau untuk pembelajaran apapun yang membutuhkan sebuah presentasi.

Materi yang disampaikan dalam contoh proyek ini adalah tentang masuknya Islam ke Nusantara.

Layar pertama

Sebelum memulai penjelajahan, pertama kali ada sebuah fitur untuk membuat layar penuh. Biasanya fitur ini saya gunakan untuk materi pengantar atau pembuka saja. Sebelum ditambahkan dengan kata-kata dan membuka pada slide kedua:

List materi - Google Earth
Seperti yang bisa dilihat pada gambar diatas. Ada 4 fitur yang saya pakai dalam proyek ini. Semua fitur itu berbeda dan memiliki ciri khasnya masing-masing. Fitur yang sering saya gunakan hanya penanda letak, slide layar penuh dan gambar garis. 

Layar penuh untuk pembuka materi, penanda letak untuk mengajak santri atau murdi berkeliling dunia dan gambar bentuk bisa dipake untuk membuat garis rute perjalanan map. Lanjut pada slide berikut ada fitur yang tak kalah menarik:

Slide 1 - Materi dan Info

Fitur yang tak kalah menarik itu adalah kita bisa juga menginput media berupa foto atau video kedalam proyek yang dibuat di Google Earth. Seperti yang bisa dilihat pada gambar diatas. Tidak hanya satu foto tapi kita bisa memasukan beberapa foto sebagai 'katakanlah' bukti sejarah yang ada ditempat tersebut.

Fase tampilan ini sudah masuk pada presentasi dengan layar penuh dan daftar isi yang pindah panel kebawah. Ada juga fitur melihat jalan, peta 3D, zoom in out disebelah kanan bawah. Fitur ini tentu bisa membuat para murid lebih tertarik untuk memperhatikan.

Menjelajah jauh kebelahan bumi lain

Salah satu keuntungan yang menurut penulis sangat bermanfaat ketika menggunakan aplikasi ini adalah kita bisa sedikit mengexplore lebih lanjut dari materi yang sudah ditetapkan disekolah. Karena kalau kita terbatas atau mematok hanya melihat pada LKS atau pada buku semata, maka terdapat beberapa lembaran sejarah penting lain yang terlewat.

Oleh karena itu melalui aplikasi ini setidaknya kita bisa membuat slide pengantar untuk masuk pada pembahasan selanjutnya yang ada dalam buku. Seperti contoh ketika penulis sedang menjelaskan materi masuk Islamnya ke Nusantara menurut sumber orang-orang Eropa. Maka hemat penulis mau tidak mau para santri atau murid pertama harus mengetahui juga tentang momen perjanjian Tordesillas. Karena ada hubungan antara perjanjian tersebut dengan orang-orang Eropa yang pada waktu itu datang mengunjungi nusantara:

Last slide

Slide terakhir ini masih berkaitan dengan yang sebelumnya. Sebagai bukti dari adanya kerajaan Samudra Pasai yang ada di Aceh. Maka disajikan beberapa foto peninggalan berupa ukiran papan nama pada kuburan salah satu orang ternama. Kita juga, sebagaimana sudah diberitahu tadi, bisa menampilkan video-video yang berhubungan dengan materi yang dibuat.

Kelebihan dan Kekurangan Google Earth Sebagai Media Pembelajaran

Selama menggunakan aplikasi ini tentu terdapat kelebihan dan kelemahan. Untuk kelebihan, menurut penulis:
  • Sangat visual sekali
  • Interaktif
  • Banyak fitur media sebagai penguat
  • Terintegrasi google drive (bisa dibuka dikomputer mana saja asal ada google earthnya)
Sedangkan untuk kelemahannya terletak pada:
  • Loading foto yang diinput kadang agak lelet (Komputer harus dalam kondisi baru hidup)
  • Harus ada koneksi internet  
Nah sekarang bagaimana cara saya membuatnya:

Memulai Google Earth Sebagai Media Pembelajaran

Pertama kali tentu siapkan dulu komputernya, buka browser dan arahkan pada situs atau ketika google earth di Google. Setelah menemukan situsnya langsung saja klik dan masuk pada laman google earth.
 
Masuk pada proyek
Arahkan cursor pada penanda peta atau proyek lalu klik disini. Maka kita akan diarahkan pada halaman seperti gambar diatas. Lalu mulailah dengan membuat judul yang menarik dan jangan lupa kasih penjelasan sesuai dengan materi yang akan dibuat.

Seperti yang bisa dilihat pada gambar diatas. Ada kotak biru yang bertuliskan fitur baru. Nah disanalah kita bisa memulai proyek pembelajarannya. Pembagiannya bisa dilihat pada gambar terkahir dibawah:

Lihat fiturnya
Setelah tadi judul dan deskripsi sudah dibuat maka selanjutnya kita tinggal membuat pembahasan dengan menggunakan fitur yang ada seperti pada gambar diatas. Tapi alangkah lebih baik kalau slide pertama kita buat dengan fitur slide layar penuh, seperti yang sudah dijelaskan diatas.

Selanjutnya kita bisa menggunakan penanda letak atau gambar garis sesuai dengan kebutuhan materi yang akan dipresentasikan. Jangan lupa siapkan juga media lain seperti foto-foto yang berhubungan dengan tema bahasan atau video.

Untuk pembahasan pembelajaran lewat game, khususnya board game akan ditulis pada bagian lain. 

Penutup  

Begitulah kiranya beberapa hal mengenai pembelajaran sejarah dengan menggunakan google earth. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa membantu teman-teman untuk lebih kreatif dalam mempresentasikan materi yang akan disajikan. Semoga bermanfaat dan jangan lupa share tulisan ini.  

 

Ilusttrasi

Adagium yang mengatakan bahwa kadang sejarah itu ditulis oleh pemenang adalah benar adanya. Karena sejarah merupakan ruang yang kompleks. Ia tidak hanya menyangkut hal-hal yang telah berlalu. Sejarah kadang bisa menimbulkan suatu reaksi atau perlawanan kuat. Karena didalamnya terdapat ruang pembelajaran.

Selain itu sejarah juga bisa membuat suatu bangsa merasa besar. Akan tetapi kalau dalam perjalanannya sejarah tersebut tidak dikehendaki oleh penguasa politik, maka sejarah itu akan dikubur atau disembunyikan sementara.

Lalu apa jadinya kalau dari semenjak zaman dulu, banyak sejarah yang disamarkan atau disembunyikan? Akankah kita berada pada haluan berbeda atau kita tetap seperti saat ini? 

Barangkali dalam buku ini Jonathan Black hanya ingin mengungkap sisi lain sejarah konvensional. Ia menawarkan sebuah gagasan baru berikut dengan bukti dan argumennya yang kuat. 

Mau tidak mau, karena buku ini sangat monumental. Tentu isinya pun sangat berbobot. Kita akan diajak menelusuri ruang-ruang yang masih gelap tak berpenghuni. Lalu dengan senter menyala dalam tangan kita akan terpaku melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Bagi teman-teman yang ingin mengarungi dan membaca ebook ini silahkan klik link dibawah:

Download

Hairuddin Barbarossa - Zakiiaydia

Nama Hairuddin Barbarossa pernah menjadi sosok menakutkan bagi orang-orang Kristen Eropa pada abad pertengahan khususnya di wilayah Mediterenia. Sepak terjangnya yang gilang gemilang ketika berhadapan dengan para pelaut Kristen, menambah reputasi besar bagi karakter Hairuddin Barbarossa sebagai penguasa laut wilayah barat pada masanya. 

Baik bangsawan Kristen dan Islam, keduanya segan terhadap Hairuddin. Tak heran jika mereka satu sama lain saling berlomba untuk mendapatkan Hairuddin sebagai rekannya. Suatu hari ia pernah ditawari, oleh Raja Kristen, untuk menjadi penguasa Afrika Utara sekaligus menjadi bangsawan disana, tapi tentu saja ia menolak.

 

Hairuddin Barbarossa lebih memilih untuk menjadi bagian dari dan berkarir di Turki Utsmani. Kemudia iapun meniti karir sebagai salah satu pendiri atau pelatih angkatan laut Utsmani. Pada akhirnya nanti, atas berkat jasa besar Hairuddin Barbarossa terhadap Islam khususnya dan Turki Utsmani pada umumnya, Turki banyak memberikan penghargaan besar atau banyak mengenang jasa Hairuddin dengan berbagai macam hal.

 

Sebut saja seperti membuat patung besar dan mengibarkan, menyandingkan bendera khusus yang selalu dipakai Hairuddin ketika mengarungi samudera luas dengan bendera Turki sekarang.

 

Masa Kecil Hairuddin Barbarossa

 

Bila berbicara kehebatan Hairuddin Barbarossa maka kita tidak boleh melupakan bagaimana orang-orang sekitarnya mempengaruhi dan membentuk karakter Hairuddin kelak. Ia tidak mungkin berdiri sendiri, selalu ada hal yang membuatnya termotivasi dan bangkit.

 

Keluarga hairuddin bukan keluarga sembarangan. Ayah dan Ibunya merupakan orang yang sangat penting dan mempunyai kedudukan. Sang ayah yang bernama Yakub adalah mantan tentara elit Utsmani yang kita kenal dengan sebutan Yanisari dan juga bagian dari Sipahi.

 

Ketika Byzantium berhasil ditaklukan, wilayah kekuasaanya cukup luas. Termasuk diantaranya adalah Mytilene bagian dari wilayah Lesbos. Tidak mau teritorialnya terganggu oleh wilayah luar maka Mehmet II mengirim pasukannya untuk menduduki wilayah tersebut.

 

Kebetulan juga wilayah Mytilene ini adalah wilayah tempat berkumpulnya para bajak laut. Maka tidak salah kalau yang dikirim ke wilayah ini adalah pasukan khusus yang terlatih.

 

Tahun 1462 wilayah Lesbos ini menjadi bagian dari Turki Utsmani. Yakub sebagai salah seorang dari pasukan yang dikirim kesini mempunyai tempat tersendiri. Mungkin karena ia Sipahi atau mungkin karena sepak terjangnya ketika menjadi tantara Yanisari.

 

Di Lesbos ia bermukim dan pada akhirnya ia mempunyai seorang Istri yang bernama Catalina, janda dari seorang pendeta Yunani. Dari pernikahannya dengan Catalina, Yakub mempunyai 6 orang anak. Dua diantaranya adalah perempuan dan 4 orang lainnya laki-laki. Dalam buku The Sultan’s Admiral disebutkan bahwa dua orang anak perempuan memilih ikut bersama ibunya, Catalina, dan keempat anak lainnya ikut Yakub yang agama Islam.


Aruj, Elyas, Isaac dan Khizr. Mereka adalah empat bersaudara yang hidup di Lesbos, pulau yang dikelilingi laut. Kelak situasi ini pula yang membuat mereka harus beradaptasi. Kalau tidak bisa menaklukan lautan maka mereka tidak bisa pergi kemana-mana.

 

Aruj atau yang kelak akan dikenal dengan nama Oruc Reis, memulai karir kelautannya dengan membantu sang ayah dikapal perahunya. Anak keduanya yang bernama Elyas, nampaknya lebih lembut. Ia berusaha untuk menjadi seorang Imam. Sedangkan Isaac menjadi seorang tukang kayu sebagai penopang kelangsungan bahan kapal dan Khizr membantu ayahnya dalam menganyam tembikar.

 

Aruj dan Kisah Hidup Isaac Yang Pendek


 

Suatu hari Aruj dewasa yang sudah malang melintang dalam perdagangan dan Isaac sedang berlayar dengan kapalnya. Tapi pada hari itu nampak ketidakberuntungan sedang berpihak kepada mereka. Tentara Rhodes atau Knight Hospitaler muncul dan mau tidak mau mereka pada akhirnya berhadapan.

 

Malang, dalam pertempuran yang tidak seimbang itu, Isaac terbunuh. Sedangkan Aruj dibawa untuk dijadikan tahanan dan selanjutnya malah dijadikan budak. Maka untuk saat ini Aruj harus menyandang peran sebagai seorang pendayung kapal Galley.

 

Tapi nampaknya garis takdir dari Aruj memang harus seperti itu. Dari pengalamannya ketika menjadi seorang budak, ia banyak mempelajari hal-hal penting ketika berlayar. Tak lama setelah menjadi budak di Galley, akhirnya Aruj ditebus. Beberapa sumber tidak ada yang mengatakan siapa yang menebusnya. Entah ayahnya atau adiknya. 


Yang pasti, ketika menjadi budak, ia banyak belajar tentang pelayaran, dari memperhatikan arah angin, menentukan periode bulan dan memakai strategi mendayung. Kelak pelajaran berharganya ini akan membuahkan hasil yang manis.

 

Kisah Penaklukan dan Keinginan Untuk Bertempur

 

7 abad lamanya umat Islam telah mewarnai Iberian peninsula. Tenggat waktu yang lama tersebut telah merubah tatanan hidup wilayah tersebut menjadi kaya dan berwarna. Tapi elemen dasar dari semua ini mencuat kembali. Orang-orang Kristen nyatanya masih menaruh dendam pada “pendatang”.

 

Ketika waktunya tiba. Pada masa kerajaan Islam di wilayah Iberian terbagi kedalam beberapa kerajaan. Solidaritas kuat muncul didalam dada orang-orang Kristen. Kegigihannya berhasil memporak-porandakan umat Islam yang ada disana. Lambat laun penduduk umat Islam diusir dan dimulailah pencaplokan kembali bumi Eropa itu.

 

Tapi tahun-tahun tersebut bukan hanya tentang penaklukan kembali. Melainkan juga munculnya sebuah harapan baru dari generasi muda yang masih bertahan dan ingin membela agamanya. Nampaknya ini adalah sebuah efek dari keberhasilan Utsmani dalam memperluas wilayah kekuasaannya.

 

Kedua kekuataan yang muncul pada abad 15 awal ini akan saling berhadapan satu sama lain. Kerajaan Kristen di Iberian dan Kerajaan islam yang dipegang oleh Turki Utsmani. Wilayah yang menjadi pusat pertempuran diantara kedua kerajaan ini tentu wilayah perbatasan Mediterenia. 

 

Entah sudah jalannya dan nasibnya tapi penulis yakin bahwa karena kapasitas mereka. Aruj dan Khijr menjadi salah satu dari ribuan tentara yang dikirim oleh Sultan ke wilayah Mediterenia. Alasan lain yang melatarbelakangi kedua kakak beradik itu mungkin untuk menuntut balas dendam atas kematian adiknya yang bernama Isaac. Dan pada tahun 1500/1504 mereka akhirnya tiba di Afrika Utara, Djerba. Selain Djerba, Tunisia juga menjadi tempat penting dalam strategi yang digunakan oleh Aruj.

 

Terbukti semenjak kedatangan mereka. Beberapa wilayah telah direbut. Tidak hanya wilayah Iberian, wilayah yang sekarang masuk kedalam Italiapun masuk pada radar pelayaran Aruj. Beberapa tempat malah pernah ditaklukan oleh Aruj. Didaerah ini juga Aruj harus kehilangan salah satu tanganya. Khijr pada waktu itu masih berkerja sebagai seorang pendayung disalah satu kapal Aruj.

 

Beberapa tahun kemudian, tahun 1510 Aruj dan Khijr menjadi orang terkaya di mediterenia, memiliki banyak properti, budak dan tentu kapal. Luas wilayah yang pernah direbutnya terbentang dari Horned Gulf Tunis ke sisilia sampai calabria, sardinia, corsica. Djerba menjadi basis utama mereka. Tahun-tahun berikutnya adalah tahun yang sangat menentukan bagi Khijr. Karena banyak penaklukan yang terjadi pada tahun ini berkat peran Khijr.

 

Namun prestasi yang paling tinggi yang diraih oleh Aruj adalah menjadi penguasa Algier. Hal ini sebenarnya bukan merupakan kebetulan. Selain akan memudahkan penyerangannya ke wilayah Spanyol. Ada juga permintaan dari rakyat Algier, karena adanya blockade yang dilakukan tantara Spanyol, melalui penguasanya Sheikh Selim, Aruj dan Khijr diundang untuk ke Algier. 

 

Dikatakan pada waktu itu Aruj mengirimkan 16 kapal besar dengan 500 tentara Turki dan beberapa hal yang diperlukan untuk menyusuri pantai, dibawah kepemimpinan Khijr. Sedangkan Aruj dengan 800 tentara dan 2000 relawannya tinggal di Algier.

Slider

Latest News